Jumat, 16 November 2012

Pengen tau,.. seberapa penting nya pendidikan????,.. Baca yukkzzz!





BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pada hakikatnya, pendidikan adalah suatu proses yang berlangsung kontinyu atau berkesinambungan, berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi yang diemban oleh pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Konsep ini bermakna bahwa tugas dan fungsi pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh berkembang secara dinamis, mulai dari kandungan sampai hayatnya.
Bila pendidikan dipandang sebagai proses, maka proses tersebut pastilah akan berakhir pada tercapainya suatu tujuan yang telah direncanakan. Demikian pula dengan pendidikan. Tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi manusia yang diinginkan. Nilai-nilai ideal yang hendak dicapai tersebut perlu dirumuskan dalam bentuk tujuan pendidikan dalam perencanaan kurikulum pendidikan sebagai dasar operasional pelaksanaan itu sendiri.
B.  Rumusan Masalah
1.    Pengertian Pendidikan Islam
2.    Tujuan Pendidikan Islam
3.    Fungsi Tujuan Pendidikan Islam
4.    Tingkat Tujuan Pendidikan Islam




BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian  Pendidikan Islam
Kata pendidikan, dalam bahasa yunani, dikenal dengan paedagogos yang berarti penuntun anak. Dalam bahasa Romawi dikenal dengan educare, artinya membawa keluar (sesuatu yang ada di dalam). Bahasa belanda menyebut istilah pendidikan dengan nama opvoeden, yang berarti membesarkan atau mendewasakan, atau voden artinya memberi  makan, dalam bahasa inggris disebutkan dengan istilah education, yang berarti to give moral and intellectual training artinya menanamkan moral dan melatih intellectual (Noeng Muhadjir, 1993:15).
Pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq muliya, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil), sesuai dengan norma Islam.
Kebutuhan manusia akan pendidikan merupakan suatu yang sangat mutlak dalam hidup ini, dan manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pendidikan. John Dewy (dalam Zakiyah Daratjad, 1982:1) menyatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia guna membentuk dan mempersiapkan pribadinya agar hidup disiplin. Firman Allah SWT dalam surah al-Mujadalah ayat 11 :
يَرْفَعِ اللهُ الَذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَاّلَذِيْنَ اُوْتُواالْعِلْمَ دَرَجَتٍ
Artinya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi pengetahuan beberapa derajat". (QS. Al-Mujadalah: 11)
B.  Tujuan Pendidikan Islam
Istilah “tujuan” secara etimologi mengandung arti arah, maksud, haluan. (Zakiyah Darajat, 1992. Dalam Armai Arief, 2012 : 15). Dalam bahasa Arab : tujuan : di istilahkan dengan : Ghayt, Ahdf atau Maqashid. Sementara dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan : Goal, Purpose, Objet tivet atau Aim:. Secara terminologi, tujuan berarti : sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai : (Marimba, 1987 : 45).
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Disamping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha, agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang terpenting lagi adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi pada usaha-usaha pendidikan.[1]
Kalau kita melihat kembali pengertian pendidikan Islam, akan terlihat dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami pendidikan Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi “insan kamil” dengan pola taqwa insan kamil, artinya manusia utuh rohani dan jasmaninya. Rohani utuh dapat hidup berkembang secara wajar dan normal karena taqwa kepada Allah swt. Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini, untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akhirat nanti.
Melihat posisi sentral manusia dalam proses pendidikan yang melibatkan potensi fitrah, cita rasa ketuhanan dan hakikat serta wujud manusia menurut pandangan Islam, maka tujuan pendidikan Islam adalah aktualisasi dari potensi-potensi tersebut. Karena potensi yang ada merupakan nilai-nilai ideal yang dalam wujud implementasinya akan membentuk pribadi manusia secara utuh dan mandiri.
Mengapa manusia harus di didik atau mendidik?[2]
1.      Anak manusia lahir tidak dilengkapi insting yang sempurna untuk dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi lingkungan.
2.      Anak manusia perlu masa belajar yang panjang sebagai persiapan untuk dapat secara tepat berhubungan dengan lingkungan secara konstruktif.
3.      Awal pendidikan terjadi setelah anak manusia mencapai penyesuaian jasmani (anak dapat berjalan sendiri, dapat makan sendiri, dapat menggunakan tangan sendiri) atau mencapai kebebasan fisik dan jasmani.
Muhammad Fadhil al-Jamali merumuskan tujuan pendidikan Islam dengan empat macam yaitu :
1.      Mengenalkan manusia akan peranannya diantara sesama titah makhluk dan tanggung jawabnya di dalam hidup ini.
2.      Mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya di dalam tata hidup bermasyarakat.
3.      Mengenalkan manusia akan alam dan mengajak mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta memberi kemungkinan kepada mereka untuk mengambil manfaat darinya.
4.      Mengenalkan manusia akan pencipta alam (Allah) dan menyuruh beribadah kepadaNya[3].
Mukhtar Yahya merumuskan tujuan pendidikan Islam dengan sederhana sekali, yaitu memberikan pemahaman ajaran-ajaran Islam pada peserta didik dan  membentuk keluhuran budi pekerti sebagaimana misi Rasulullah SAW. Sebagai pengemban perintah menyempurnakan akhlaq manusia, untuk memenuhi kebutuhan kerja (QS. An-Nahl: 97, al-An’am : 132) dalam rangka menempuh hidup bahagia dunia dan akhirat (QS. al-Qashas: 77).
Dari beberapa rumusan tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah “terbentuknya insan kamil yang didalamnya memiliki wawasan khaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan, dan pewaris Nabi. Sabda Nabi SAW:
اِنَّمَا بُعِثْتُ لِاُ تَمِمَ مَكَا رِ مَ الْاَخْلاَقْ: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عن ابي هر يرة رضي الله عنه قال
Artinya Dari Abu Hurairah Radliyallahu 'Anhu (semoga Allah meridlainya) ia berkata, bahwa Rasulallah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah bersabda: "Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak (manusia).
Tujuan akhir pendidikan Islam terletak dalam perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas maupun seluruh umat manusia. Secara analitis tujuan pendidikan Islam yang ingin diwujudkan Nampak pada tujuan akhir (Ultimate aims of education).[4]
C.  Fungsi Tujuan Bagi Pendidikan Islam
1.    Mengakhiri usaha
2.    Mengarahkan usaha
3.    Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan utama
4.    Memberikan nilai (sifat) pada usaha-usaha itu.[5]
Pada tataran konseptual-normatifnya, nilai-nilai yang perlu dikembangkan di dalam tujuan pendidikan Islam adalah nila-nilai yang bersifat fundamental, seperti nilai-nilai sosial, ilmiah, moral dan agama. Pendidikan menyimpan kekuatan yang luar biasa untuk menciptakan keseluruhan aspek lingkungan hidup yang dapat memberikan informasi paling berharga mengenai pegangan hidup masyarakat umat manusia, serta membantu peserta didik dalam mempersiapkan kebutuhan yang esensial dalam menghadapi perubahan. Kalau mengutip beberapa pandangan tokoh pendidikan Islam yang meformulasikan tentang tujuan pendidikan Islam seperti Omar Muhammad at-Toumy as-Syaibani yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah perubahan yang diingini, yang diusahakan dalam proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dari kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakat serta pada alam sekitar di mana individu itu hidup atau pada proses pendidikan itu sendiri dan proses pengajaran sebagai suatu kegiatan asasi dan sebagai proporsi di antara profesi asasi dan sebagai proporsi di antara profesi asasi dalam masyarakat.[6] 
D.  Tingkatan Tujuan Pendidikan
Dilihat dari ilmu pendidikan teoritis, tujuan pendidikan ditempuh secara bertingkat, misalnya intermediair (sementara), yang dijadikan batas sasaran kemampuan yang harus dicapai dalam proses pendidikan pada tingkat tertentu, untuk mencapai tujuan akhir.
Berbagai tingkat tujuan pendidikan yang dirumuskan secara teoritis itu bertujuan untuk memudahkan proses kependidikan melalui tahapan yang makin meningkat (progresif) ke arah tujuan umum atau tujuan akhir.
Dalam sistem operasionalisasi kelembagaan pendidikan, tujuan-tujuan tersebut ditetapkan secara berjenjang dalam struktur program instruksional, sehingga tergambarlah klasifikasi gradual yang semakin meningkat. Bila dilihat dari pendekatan sistem instruksional tertentu, pendidikan Islam bisa dibagi dalam beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut :
1.    Tujuan instruksional khusus (TIK), diarahkan pada setiap bidang studi yang harus dikuasai dan diamalkan oleh anak didik.
2.    Tujuan instruksional umum (TIU), diarahkan pada penguasaan atau pengamalan suatu bidang studi secara umum atau garis besarnya sebagai suatu kebulatan.
3.    Tujuan kurikuler, yang ditetapkan untuk dicapai melalui garis-garis besar program pengajaran di tiap institusi pendidikan.
4.    Tujuan institusional, adalah tujuan yang harus dicapai menurut program pendidikan di tiap sekolah atau lembaga pendidikan tertentu secara bulat seperti tujuan institusional SLTP/SLTA.
5.    Tujuan umum atau tujuan Nasional adalah cita-cita hidup yang ditetapkan untuk dicapai melalui proses kependidikan dengan berbagai cara  atau sistem, baik sistem formal (sekolah), sistem non formal (non klasikal dan non kurikuler), maupun sistem informal (yang tidak terkait oleh formalitas program, waktu, ruang dan materi)[7].
Menurut Ibnu Taimiyah, sebagaimana yang dikutip oleh Majid Irsan al-Kailani, tujuan pendidikan Islam tertumpu pada empat aspek, yaitu:
1.    Tercapainya pendidikan tauhid dengan cara mempelajari ayat-ayat Allah SWT, dalam wahyuNya dan ayat-ayat fisik (afaq) dan psikis (anfus).
2.    Mengetahui ilmu Allah SWT. Melalui pemahaman terhadap kebenaran makhlukNya.
3.    Mengetahui kekuatan (qudroh) Allah melalui pemahaman jenis-jenis, kuantitas, dan kreatifitas makhlukNya.
4.    Mengetahui apa yang diciptakan Allah SWT, (sunnah Allah) tentang realitas (alam) dan jenis-jenis pelakunya.
Abd al-Rahman Sholeh Abdullah dalam bukunya, Educational Theory a quranic Outlook,[8] menyatakan tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan menjadi empat dimensi, yaitu:[9]
1.    Tujuan pendidikan jasmani (al-Ahdaf al-Jismiyah)
Mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah di bumi, melalui keterampilan-keterampilan fisik. Ia berpijak pada pendapat dari Imam Nawawi yang menafsirkan “al-qawy” sebagai kekuatan imam yang ditopang oleh kekuatan fisik (QS. Al-Baqarah: 274, al-Anfal: 60).
2.    Tujuan pendidikan rohani (al-Ahdaf al-Ruhaniyah)
Meningkatkan jiwa dari kesetiaan yang hanya kepada Allah SWT, semata dan melaksanakan moralitas Islami yang diteladani oleh Nabi SAW, dengan berdasarkan pada cita-cita ideal dalam al-Qur’an (QS. Ali Imran:10). Indikasi pendidikan rohani adalah tidak bermuka dua (QS. Al-Baqarah: 10), berupaya memurnikan tidak menyucikan diri manusia secara individual dari sikap negatif (QS. Al-Baqarah: 126) inilah yang disebut dengan tazkiyah (purification) dan hikmah (wisdom).

3.    Tujuan pendidikan akal (al-Ahdaf al-Aqliyah)
Pengarahan intelegensi untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya dengan telaah tanda-tanda kekuasaan Allah dan menemukan pesan-pesan ayat-ayat-Nya yang berimplikasi kepada peningkatan iman kepada Sang Pencipta. Tahapan pendidikan akal ini adalah:
a.    Pencapaian kebenaran ilmiah (ilm al-yaqin) (QS. Al-Takatsur: 5).
b.    Pencapaian kebenaran empiris (ain al-yaqin) (QS. Al-Takatsur: 7).
c.    Pencapaian kebenaran metaempiris atau mungkin lebih tepatnya sebagai kebenaran filosofis (haqq al-yaqin) (QS. Al-Waqi’ah: 95).
4.    Tujuan pendidikan sosial (al-Ahadaf al-Ijtimaiyah)
Tujuan pendidikan sosial adalah pembentukan kepribadian yang utuh yang menjadi bagian dari komunitas sosial. Identitas individu disini tercermin sebagai “an-Nas” yang hidup pada masyarakat yang plural (majemuk).
Muhaimin (1993: 164-166) memberikan tiga fokus tentang tujuan pendidikan Islam, yaitu pertama, terbentuknya insan kamil (manusia universal) yang mempunyai wajah-wajah Qur’ani seperti wajah kekeluargaan, persaudaraan, wajah yang penuh kemuliaan, wajah yang kreatif, wajah yang menumbuhkan integralisme sistem Ilahi ke dalam sistem insaniah dan sistem kauniyah wajah keseimbangan yang menumbuhkan kebijakan dan kearifan. Kedua terciptanya insan kaffah yang memiliki dimensi-dimensi religius, budaya dan ilmiah. Ketiga, penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah, serta sebagai warasah al-anbiya’ dan memberikan  bekal yang memadai dalam rangka pelaksanaan fungsi tersebut.[10]
Dalam konsepsi Islam, pendidikan berlangsung sepanjang hayat (long life education). Oleh karena itu, tujuan akhir pendidikan harus terefleksi sepanjang kehidupan manusia. Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam pada dasarnya sejajar dengan tujuan hidup manusia dan peranannya sebagai makhluk Allah.
اُطْلُبُ آٌلعِلْمَ مِنَ آٌلمَهْدِ اِلَى آلَحْدِ
Artinya “Belajarlah (carilah ilmu) sejak engkau dalam buaian (ayunan) sampai ke liang lahat”.


BAB III
KESIMPULAN
Dapat kita pahami bahwa tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi tujuan itu merupakan keseluruhan dari kepribadian seseorang berkenaan dengan seluruh aspeknya. Berbicara tentang tujuan pendidikan memang tidak akan pernah lepas dari pembahasan mengenai tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan adalah salah satu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelangsungan hidupnya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat (Hasan Langgulung, 1993: 305).
Dengan demikian bahwa hakikat pendidikan Islam tersebut konsep dasarnya dapat dipahami dari al-Qur’an dan sunnah Nabi. Konsep operasionalnya dapat dipahami, dianalisis dan dikembangkan dari proses pembudayaan, pewarisan dan pengembangan ajaran agama, budaya dan peradaban Islam dari generasi ke generasi.





DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Daradjat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008
Mujib, Abdul, Jusuf Mudzakkir. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Media Group, 2008.
Umiarso, Haris Fathoni Makmur. Pendidikan Islam Dan Krisis Moralisme Masyarakat Modern. Yogyakarta: IRCiSoD, 2010.
Yasin, Fatah. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Malang Press, 2008.
Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.



[1] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung : al-Ma’arif, 1989), 45-46.
[2] Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 33.
[3] Muhammad Fadhil al-Jamali, Filsafat Pendidikan Dalam al-Qur’an, terjemah Judial Falasani, (Surabaya : Bina Ilmu, 1986), 3.
[4] Azzyumardi Azra. Pendidikan Islam : Tradisi Dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. (Ciputat : PT. logos Wacana Ilmu. 2002), 57.
[5] Ddjamaluddin Dan Abdullah Aly. Kapita Selekta Pendidikan…… 14.
[6] Umiarso Dan Haris Fathoni Makmur, Pendidikan Islam Dan Krisis Moralisme Masyarakat Modern (Yogyakarta: IRCiSoD, 2010), 59.
[7]H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), 27.
[8] Abd al-Rahman Shaleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan al-Qur’an, Terj. Arifin HM, Judul asli: Educational Theory: a Qur’anic Outlook, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 138-153.
[9] Abdul Mujib Dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008), 79.
[10] A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2008),111.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar