Makalah Sejarah Peradaban Islam Di TURKI.....
yukz,.. mengenal turki lebih baikkzz,....
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Abad
pertengahan di Eropa sering disebut zaman kemunduran jika dibandingkan dengan
zaman klasik (Yunani-Romawi). Sebaliknya Negara-negara Arab pada abad
pertengahan mengalami kemajuan, namun akhirnya negeri itu sedikit demisedikit
mengalami kemerosotan.dalam bidang kebudayaan dan kekuasaan.
Setelah perang maladki pada tahun
463 H / 1071 M, yang dimenengkan oleh orang-orang saljuk dengan kemenangan yang
paling gemilang atas Romawi, pengaruh kemenangan ini terus meluas ke negeri
Anatolia dan kemudian jatuh ketangan mongolia.bersamaan lemahnya Mongolia,
pemerintahan saljuk Romawi terpecah menjadi beberapa pemerintahan dengan
kondisi yang lemah dan saling bertikai. Pemerintahan
Usmaniyah lalu menguasainya pada waktu yang berbeda, kemudian menyatukan
wilayah ini dibawah benderanya.
Rentang
sejarah antara tahun 923-1342 H dari sejarah Islam merupakan masa Usmaniyah.
Hal ini karena kekuasaan Usmaniyah merupakan periode terpanjang dari halaman
sejarah Islam. Selama 5 abad pemerintahan Usmaniyah telah memainkan peran yang
pertama dan satu-satunya dalam menjaga dan melindungi kaum muslim. Usmaniyah
merupakan pusat khalifah Islam yang terkuat pada masa itu, bahkan merupakan
Negara paling besar di dunia.
Sekalipun
telah muncul pada tahun 699 H / 1299 M, namun pemerintahan ini belum menjadi
khalifah. Orang-orang Usmaniyah belum mengumumkan kekhalifahan mereka, hingga
akhirnya khalifah Abbasiyah di kairo menyerahkan kepada mereka kekhalifahannya
pada tahun 923 H / 1517 M.
Di Negara- Negara Arab pada masanya,
kerajaan turki usmani merupakan kerajaan terbesar dan peling lama berkuasa,
bralangsung selama enam abad lebih (1281-1924 M). pada masa pemerintahan turki
Usmani, para sultan bukan hanya merebut negri-negri Arab, tetapi juga seluruh
wilayah kaukasus dan wina bahkan sampai ke balkan. Dengan demikian tumbuhlah pusat-pusat Islam di Trace, Mecodonia, dan
sekitarnya.
Eksistensi
kerajaan turki Usmani sangnat diperhitungkan oleh ahli-ahli politik barat. Hal
ini didasarkan pada realita sejarah bahwa selama berabad-abad kekuasanya, turki
telah memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan peradaban, baik
dikawasan Negara-negara Arab, Asia bahkan Eropa.
B. Rumusan
masalah
1.
Sekilas tentang Turki
2.
Tokoh-tokoh dalam Turki
3.
Pemikiran tokoh
4.
Peradaban yang muncul
5.
relevansi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Turki
Negara
Turki adalah negara di dua benua. Dengan luas wilayah sekitar 814.578 kilometer
persegi, 97% (790.200 km persegi) wilayahnya terletak di benua Asia dan sisanya
sekitar 3% (24.378 km persegi) terletak di benua Eropa. Posisi geografi yang
strategis itu menjadikan Turki jembatan antara Timur dan Barat. Bangsa Turki
diperkirakan berasal dari Asia Tengah. Secara historis, bangsa Turki mewarisi
peradaban Romawi di Anatolia, peradaban Islam, Arab dan Persia sebagai warisan
dari Imperium Usmani dan pengaruh negara-negara Barat Modern. Hingga saat ini
bangunan-bangunan bersejarah masa Bizantium masih banyak ditemukan di Istanbul
dan kota-kota lainnya di Turki. Yang paling terkenal adalah Aya Sofya, suatu
gereja di masa Bizantium yang berubah fungsinya menjadi masjid pada masa
Khalifah Usmani dan sejak pemerintahan Mustafa Kemal hingga kini dijadikan
musium[1].
Peradaban
Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi warisan yang mendalam bagi
masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti Usmani. Islam di masa kekhalifahan
diterapkan sebagai agama yang mengatur hubungan antara manusia sebagai makhluk
dengan Allah SWT sebagai Khalik, Sang Pencipta, dan juga suatu sistem sosial
yang melandasi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Islam yang muncul di
Jazirah Arab dan telah berkembang lama di wilayah Persia, berkembang di wilayah
kekuasaan Kekhalifahan Turki dengan membawa peradaban dua bangsa tersebut.
Perkembangan selanjutnya memperlihatkan pengaruh yang kuat kedua peradaban
tersebut ke dalam kebudayaan bangsa Turki. Kondisi ini menimbulkan kekeliruan
pada masyarakat awam yang sering menganggap bahwa bangsa Turki sama dengan
bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang selalu ingin diluruskan oleh
bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19. Selanjutnya arah
modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap unsur-unsur budaya Barat
yang dianggap modern. Campuran peradaban Turki, Islam dan Barat, inilah yang
telah mewarnai identitas masyarakat Turki.
Masyarakat
Indonesia mengenal Turki sebagai suatu negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Kita juga mengenal Turki sebagai bangsa yang pernah memimpin dunia Islam selama
tujuh ratus tahun, dari permulaan abad ke-13 hingga jatuhnya Kekhalifahan
Usmani pada awal abad ke-20. Fenomena kehidupan masyarakat Turki menjadi
menarik ketika negara Turki yang berdiri tahun 1923 menyatakan sebagai sebuah
negara sekuler, di mana Islam yang telah berfungsi sebagai agama dan sistem
hidup bermasyarakat dan bernegara selama lebih dari tujuh abad, dijauhkan
peranannya dan digantikan oleh sistem Barat.
B. Asal Mula Kerajaan Turki Ustmani
Bangsa
Turki mempunyai dua dinasti yang berhasil mengukir sejarah dunia. Pertama,
dinasti turki saluk dan kedua dinasti turki utsmani. Namun akhirnya kerajaan
turki saljuk hancur oleh seragan pasukan mongol, yang nantinya merupakan moment
terbentuknya dinasti turki utsmani[2].
Kerajaan
Turki Usmani muncul di pentas sejarah Islam pada periode pertengahan. Masa
kemajuan Dinasti ini dihitung dari mulai digerakkannya ekspansi ke wilayah baru
yang belum ditundukkan oleh pendahulu mereka. keberhasilan mereka dalam
memperluas wilayah kekuasaan serta terjadinya peristiwa-peristiwa penting
merupakan suatu indikasi yang dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kemajuan
tersebut.
Pendiri
dari kerajaan Turki ini adalah bangsa Turki dari kabilah Qayigh Oghus salah satu anak suku Turki yang mendiami sebelah barat gurun
Gobi, atau daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina, yang dipimpin oleh
Sulaiman. Dia mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa mongol
yang menyerang dunia Islam yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Khawarizm
pada tahun 1219-1220. Sulaiman dan anggota sukunya lari ke arah Barat dan
meminta perlindungan kepada Jalaluddin, pemimpin terakhir Dinasti Khawarizm di
Transoxiana (maa wara al-Nahr). Jalaluddin menyuruh Sulaiman agar pergi
kearah Barat (Asia Kecil). Kemudian mereka menetap di sana dan pindah ke Syam
dalam rangka menghindari serangan mongol Pada abad ke-13 saat Chengis Khan
mengusir orang-orang Turki dan Khurasan dan sekitarnya. Kakeknya Usman, yang
bernama Sulaeman bersama pengikutnya bermukim di Asia Kecil. Setelah reda
serangan Mongol terhadap mereka, Sulaeman menyeberangi Sungai Efrat (dekat
Allepo). Namun, ia tenggelam empat putera Sulaeman yang bernama, Shunkur,
Gundogdur, al-Thugril, dan Dundar. Dua puteranya yang pertama kembali ke tanah
air mereka. Sementara dua yang terakhir bermukim didaerah Asia Kecil.[3]
Kelompok kedua ini berjumlah 400 kepala keluarga
yang dipimpin oleh Ertugril (Erthogrol) ibn Sulaiman. Mereka mengabdikan
dirinya kepada Sultan Alauddin II dari Dinasti Saljuk Rum yang pusat
pemerintahannya di Kuniya, Anatolia Asia Kecil.
Pada
saat itu, Sultan Alauddin II sedang menghadapi bahaya peperangan dari bangsa
Romawi yang mempunyai kekuasaan di Romawi Timur (Byzantium). Dengan bantuan
dari bangsa Turki pimpinan Erthogrol, Sultan Alauddin II dapat mencapai
kemenangan. Atas jasa baik tersebut Sultan menghadiahkan sebidang tanah yang berbatasan
dengan Bizantium. Sejak itu Erthogrol terus membina wilayah barunya dan
berusaha memperluas wilayahnya dengan merebut wilayah Byzantium.
Pada
tahun 1288 Erthogrol meninggal dunia, dan meninggalkan putranya yang bernama
Usman, yang diperkirakan lahir pada 1258 M. usman inilah yang ditunjuk oleh
Erthogrol untuk meneruskan kepemimpinannya dan disetujui serta didukung oleh
Sultan Saljuk pada saat itu. Nama Usman inilah yang nanti diambil sebagai nama
untuk Kerajaan Turki Usmani. Usman ini pula yang dianggap sebagai pendiri
Dinasti Usmani. Sebagaimana ayahnya, Usman banyak berjasa kepada Sultan
Alauddin II. Kemenangan-kemenangan dalam setiap pertempuran dan peperangan
diraih oleh Usman. Dan berkat keberhasilannya maka benteng-benteng Bizantium
yang berdekatan dengan Broessa dapat ditaklukkan. Keberhasilan Usman ini
membuat Sultan Alauddin II semakin simpati dan banyak memberi hak istimewa pada
Usman. Bahkan Usman diangkat menjadi gubernur dengan gelar Bey, dan namanya
selalu disebut dalam do’a setiap khutbah Jum’at.
Penyerangan Bangsa Mongol pada tahun 1300 ke wilayah kekuasaan Saljuk Rum
mengakibatkan terbunuhnya Sultan Saljuk tanpa meninggalkan putra sebagai
pewaris kesultanan. Dalam keadaan kosong itulah, Usman
memerdekakan wilayahnya dan bertahan terhadap serangan bangsa Mongol. Usman
memproklamirkan kemerdekaan wilayahnya dengan nama Kesultanan Usmani.
Pada
awalnya Kerajaan Turki Usmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun
dengan adanya dukungan militer, tidak berapa lama Usmani menjadi kerajaan yang
sangat besar dan bertahan dalam kurun waktu yang lama. Setelah Usmani meninggal
pada 1326, puteranya Orkhan (Urkhan) naik tahta pada Usia 42 tahun. Pada
periode ini tentara islam pertama kali masuk Eropa. Orkhan berhasil mereformasi
dan membentuk tiga pasukan utama tentara. Pertama tentara sipahi (tentara reguler) yang mendapatkan gaji pada tiap bulannya.
Kedua, tentara Hazeb (tentara
ireguler) yang digaji pada saat mendapatkan harta rampasan perang (Mal
al-Ghanimah). Ketiga tentara jenisari direkrut pada saat berumur 12 tahun,
kebanyakan adalah anak-anak kristen yang dibimbing Islam dan disiplin yang
kuat.[4]
Sejak
saat itu, dalam sejarah Islam terdapat dua jabatan penting yang dikuasai oleh
seorang penguasa. Yaitu, sebagai sultan untuk kekuasaan Turki dan sebagai
khalifah bagi seluruh dunia Islam. Sepeninggal Salim I digantikan Sulaiman
Agung 1520-1566 M, ia sebagai penguasa Usmani yang berhasil membawa kejayaan
Islam. Ia dijuluki sebagai Sulaeman
al-Qanuni. Sulaeman bukan hanya sultan yang paling terkenal dikalangan
Turki Usmani, akan tetapi pada awal ke-16 ia adalah kepala negara yang paling
terkenal di dunia. Ia seorang penguasa yang saleh, ia mewajibkan rakyat muslim
harus shalat lima kali dan berpuasa dibulan Romadhon, jika ada yang melanggar
tidak hanya dikenai denda namun juga sangsi badan. Sulaiman juga berhasil
menerjemahkan al-Qur’an dalam bahasa turki.[5]
Sekitar
dua pertiga abad setelah didirikan di Anatolia pada 1300 dengan mengorbankan
kekaisaran Bizantium, dan didirikan di atas reruntuhan kerajaan Saljuk,
kerajaan Turki Utsmani hanyalah sebuah emirat di daerah perbatasan. Negara ini
selalu diliputi suasana peperangan dan pada saat itu senantiasa dalam keadaan
genting. Ibukota negara ini, pertama kali didirikan pada 1326, adalah Brusa
(Bursa). Mendekati 1366, emirat itu telah berkembang lebih stabil, mendapatkan
pijakan yang lebih kokoh di daratan Eropa, dan berkembang menjadi sebuah
kerajaan besar dengan Adrianopel (Edirna) sebagai ibukotanya. Penaklukan
Konstantinopel pada 1453 yang dipimpin oleh Muhammad II, Sang Penakluk
(1451-1481) secara formal mengantarkan negara ini pada satu era baru yaitu era
kerajaan.[6]
B.
Periode kerajaan
utsmani
Selama masa kesultanan Turki Usmani (1299-1942
M.) sekitar 625 tahun berkuasa tidak kurang dari 38 Sultan[7].
1.
Periode pertama (1299-1402), yang
dimulai dari berdirinya kerajaan, ekspansi pertama sampai kehancuran sementara
oleh serangan timur yaitu dari pemerintahan Usman I sampai pemerintahan
Bayazid.
2.
Periode kedua (1402-1566), ditandai
dengan restorasi kerajaan dan cepatnya pertumbuhan sampai ekspansinya yang
terbesar. Dari masa Muhammad I sampai Sulaiman I.
3.
Periode ketiga (1566-1699), periode
ini ditandai dengan kemampuan Usmani untuk mempertahankan wilayahnya. Sampai
lepasnya Honggaria. Namun kemunduran segera terjadi dari masa pemerintahan
Salim II sampai Mustafa II.
4.
Periode keempat (1699-1838), periode
ini ditandai degan berangsur-angsur surutnya kekuatan kerajaan dan pecahnya
wilayah yang di tangan para penguasa wilayah, dari masa pemerintahan Ahmad III
sampai Mahmud II.
5.
Periode kelima (1839-1922) periode ini
ditandai dengan kebangkitan kultural dan administrasi dari negara di bawah
pengaruh ide-ide barat, dari masa pemerintahan Sultan A. Majid I sampai A Majid
II.
D. Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam di
Turki
Akibat
kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan
Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga kemajuan-kemajuan dalam
perkembangan wilayah Turki Usmani dapat diraihnya dengan cepat. Dengan cara
atau taktik yang dimainkan oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad
yang mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam
negerinya yang kemudian diteruskan oleh Murad II (1421-1451M) (Yatim,
2003:133-134).
Sehingga
Turki Usmani mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M).
Usaha ini di tindak lanjuti oleh raja-raja berikutnya, sehingga dikembangkan
oleh Sultan Sulaiman al-Qonuni. Ia tidak mengarahkan ekspansinya kesalah satu
arah timur dan Barat, tetapi seluruh wilayah yang berada disekitar Turki Usmani
itu, sehingga Sulaiman berhasil menguasai wilayah Asia kecil.
Kemajuan
dan perkembangan wilayah kerajaan Usmani yang luas berlangsung dengan cepat dan
diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting,
diantaranya dalam bidang pendidikan.
Salah
satu lembaga yang maju pada masa turki usmani adalah madrasah, didorong dengan mempelajari
beragam ilmu pengetahuan. Lembaga pendidikan berserak saat berlangsungnya
pemerintahan Turki Usmani. Salah satunya adalah madrasah. Bukan hanya kuantitas
bangunan yang menjadi perhatian, juga kualitas pendidikan. Terobosan bermakna
dalam hal ini adalah perumusan kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan di
madrasah berkembang secara dinamis menuju ke arah lebih baik. Salah satu hal
yang berlaku dalam proses pengajaran di madrasah Turki Usmani adalah mendorong
para siswa untuk mengakses sebanyak mungkin buku yang membahas beragam bidang
ilmu.
Hal
ini merupakan uraian perinci dari tujuan utama pendirian lembaga pendidikan
berupa madrasah. Yaitu, melahirkan siswa Muslim yang memiliki banyak pengetahuan
dan memegang teguh nilai-nilai moral yang baik dan benar. Madrasah digiring
untuk menciptakan para siswa yang pandai sekaligus baik hati dan berbudi luhur.
Pada masa pemerintahan Sultan Suleiman, terdapat kode hukum yang menjabarkan
secara umum mengenai tujuan pendidikan.Disebutkan dalam kode hukum itu bahwa
tujuan pendidikan adalah guna memahami misteri penciptaan dan membangun sebuah
negara yang berjalan secara teratur dan baik. Ini diyakini akan menjamin
kelestarian, ketertiban, dan kesejahteraan umat manusia. Tujuan lainnya,
pendidikan menjadi sebuah sarana untuk menuai ilmu pengetahuan dan
kebijaksanaan. Lalu, mendapatkan penjelasan mengenai kebajikan, bakat, dan
agama, hingga akhirnya para siswa memiliki kapasitas yang baik. Sejumlah sumber
menyebutkan mengenai penetapan tujuan dan kurikulum pendidikan di madrasah itu.
Di antaranya, berasal dari cendekiawan Ahmed bin Isameddin, yang hidup pada
abad ke-16. Bahkan, ia merupakan seorang pengajar di madrasah.
E. Peradaban Pada Masa Kerajaan Turki
Kerajaan Turki usmani
merupakan salah satu kerajaan Islam yang bertahan lama yang mampu mengembangkan peradaban dalam
berbagai hal. Selain pembangunan dalam bentuk fisik, perkembangan pesat juga
terjadi dalam hal pemikiran[8].
1.
Pada bidang militer dan pemerintahan
1)
Adanya Akademi militer
sebagai pusat pendidikan dan pelatihan
2)
Terbentuknya tentara tangguh Jenissari dan
Taujiah
3)
Adanya Kitab Muqtadha Al-Abhur, sebagai UU
Pemerintahan.
2. kemajuan
dibidang ilmu pengetahuan
Pada
Bidang Ilmu Pengetahuan dan seni budaya Sebab Turki Usmani Kurang Fokus
terhadap ilmu pengetahuan, maka Bidang ilmu pengetahuan pun kurang menonjol
tidak seperti Dinasti islam sebelumnya. Adapun beberapa tokoh termasyhur dari beberaa disiplin ilmu yang
muncul kala itu, di antaranya :
1)
Abdulrauf Al Manawy dan Abdul
Wahab Syarany , sebagai ahli hadis dan tasawuf.
2)
As-Shadar bin Abdurrahman al Akhdhary,
sebagai ahli Filsafat dan mantiq.
3)
Daud Inthaqy dan Sahabudin bin Salamah Qaliyuby, ahli dalam bidang kedokteran.
4)
Ibnu Hasan Samarkandy, sebagai
ahli ilmu politik.
5)
Qari al Harawy,
sebagai ahli musik.
6)
Ibnu Diba az Zabidy dan Abdul Ghani an Nablusy,
sebagai ahli sejarah.
7)
Aisyah Bauniyah dan Ali Khan, sebagai ahli sastra.
8)
Abdul Qadir
Baghdady dan Az Zabidy, sebagai ahli bahasa.
9)
Muammar Sinan, sebagai ahli di
bidang arsitektur.
10)
Musa Azam, sebagai ahli seni.
Adapun mengenai budaya sosial, budaya Turki Usmani sangat di pengaruhi
oleh tiga budaya. Dari kebudayaan persia mereka mengambil ajaran tentang etika
dan tata krama dalam istana. Ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi ,
sosial,kemasyarakatan, dan keilmuan mereka mengambil dari Bangsa Arab.
Sedangkan pemerintahan dan organisasi kemiliteran mereka banyak dapat dari Bizantium.
Dalam menjalankan ilmu pemerintahan, pemimpin turki Usmani
menggunakan dua gelar sekaligus: khalifah dan sultan. Khalifah sebagai simbol
penguasa dunia dan khalifah juga symbol sebagai penguasa spritual (agama).
Secara praktis, pemimpin turki Usmani memiliki dua pembantu utama.
1.
Mufti atau Syaykh al-Islam yang
berwenang mewakili pemimpin turki Usmani dalam melaksanakan wewenang spiritual.
2.
Shadhr al- A’zham (perdana mentri)
yang berwenang mewakili pemimpin Turki Usmani dalam melaksanakan duniawi.
Ulama dan sejumlah karyanya yang dihasilkan pada masa Turki Usmani adalah:
1. Mustafa Ali
(1541-1599), ahli sejarah. Diantara karyanya adalah Kunh al-Akhbar, yang berisi
sejarah dunia dari Adam As sampai Yesus, sejarah Islam awal hingga Turki
Usmani.
2.
Evliya Chelebi (1614-1682), ahli ilmu sosial. Diantara karyanya adalah
Seyabat Name (buku pedoman perjalan) yang berisi tentang masyarakat dan Turki
Usmani.
3.
Arifi (1561), sejatawan istana. Diantara karyanya adalah Shah-name –I
al-Osman yang berisi cerita tentang keluarga raja-raja Usmani.
Selain
meninggalkan buku-buku sebagai kekayaan sejarah, Turki Usmani juga meninggalkan
sejumlah bangunan yang memperlihatkan keunggulan penguasaan teknologi pada
zamannya. Masjid Aya Sophia, Masjid Agung Sultan Muhammad Al-Fatih, masjid Abu
Ayub Al-Anshari, masjid Byazid dan masjid Sulaiman al-Qanuni, merupakan masjid
yang berasitektur tinggi dengan menggunakan “kubah batu” yang menggambarkan
persaingan antara Islam dengan Kristen.
3. Pada bidang
Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai
peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golongkan
berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga
fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran ajaran
thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani.
1)
Adanya jabatan Mufti sebagai
Pejabat urusan agama tertinggi, yang memiliki kuasa legitimasi dalam hukum
kerajaan.
2)
Dalam bidang Tasauf berkembang
tiga tarekat besar yang memberikan dukungan kuat bagi kerajaan:
a)
Tarekat Baktasyi, Tarekat ini dibawa
oleh Ahmad Yasawi (1169 M) dan pengikutnya pernah menjadi tentara yang sangat
tangguh dalam berbagai penaklukan yang dilakukan oleh kerajaan Turki Usmani.
b)
Tarekat Maulawiyah, tarekat ini dibawa oleh Jalaluddin Rumi (1273 M), ia
memperkenalkan sama’, sebuah tarian untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan
zikir tertentu.
c)
Tarekat Naqsabandiyah, tarekat ini memperkenalkan zikir khafi (diam/tidak
bersuara) dan masih berkembang sampai saat ini.
4. Pada bidang Ekonomi
Tercatat
beberapa kota yang maju dalam bidang industri pada waktu itu di antaranya:
Mesir sebagai pusat produksi kain sutra dan katun. Anatoli selain sebagai
pusat produksi bahan tekstil dan kawasan pertanian yang subur, juga menjadi
pusat perdagangan dunia pada saat itu.
5. Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, dinasti ini mendirikan
sejumlah madrasah. Madrasah yang pertama didirikan adalah di Inzik (1331 M) dengan
medatangkan pengajaran dari Iran dan Mesir. Madrasah berikutnya didirikan di
Bursa, Edirne dan Istanbul. Madrasah di Turki Usmani dibentuk dengan
memperlihatkan jenjang dan materi ilmu yang diajarkan adalah bahasa Arab,
Nahwu, Sharaf, mantik, teologi, hukum, astronomi, geometri dan retorika.
Orang
Turki terkenal pandai berbaur dengan masyarakat bangsa-bangsa lain, mereka
terbuka dengan berbagai kebudayaan. Sementara itu Usmani mempunyai wilayah
kekuasaan yang sangat luas. Maka, latar belakang ini menyebabkan kebudayaan
Usmani bercorak pluralistik. Diamna antara dipusat dengan didaerah, atau antara
didaerah lai, bisa berbeda. Diantara unsur kebudayaan yang paling menonjol
disana adalah kebudayaan Persia, Bizantine, dan Arab. Kebudayaan persia lebih
banyak menyumbangkan aspek-aspek etika terutama etika kehidupan istana. Sedang
kebudayaan Bizantine lebih menonjolkan organisasi pemerintahan dan kemiliteran.
Ajaran-ajaran tentang ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan bahasa
diambil dari bangsa Arab.[9]
Sebagai bangsa yang berdarah militer,
Usmani lebih menonjolkan kegiatan dibidang kemiliteran, sedangkan dalam bidang ilmu
pengetahuan tidak begitu menonjol. Meskipun demikian, dalam batas-batas
tertentu seni arsitektur Islam tidak luput dari perhatian Usmani. Masjid jami’
Sultan Muhammad al-Fatih, Masjid Agung Sulaiman, dan Masjid Abi Ayyub
al-Anshari dibangun dengan mempertimbangkan unsur-unsur seni seperti hiasan
kaligrafi Arab yang indah.
Dalam
bidang keagamaan, Usmani sangat memperhatikan kehidupan keagamaan dimasyarakat.
Khususnya dalam aspek-aspek sosial keagamaan dan pelaksanaan hukum-hukum Agama.
Kekhalifahan ini lebih bercorak keagamaan, sehingga ia sendiri sangat terikat
dengan syari’at sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Ulama menjadi
sangat penting, khususnya ketika masa-masa kejayaan Usmani. Dari sisi ilmu-ilmu
Agama, sebenarnya kurang berkembang, justru sebaliknya, kehidupan bermadzhab
lebih menonjol sebagai salah satu tanda bahwa masyarakat merasa cukup dengan
ilmu-ilmu agama yang pernah dibangun oleh para ulama terdahulu dimasa Bani
Abbas.
A. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Kemunduran Dan Kejatuhan Turki Utsmani
1. Wilayah
kekuasaan yang terlalu luas
Perluasan wilayah yang begitu cepat yang
terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan dalam
melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan
Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres.
Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan
penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh
dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri[10].
2. Heterogenitas penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil
ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan
negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk. Dari
banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi yang dibutuhkan
juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi
kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi pemerintahan yang
bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat lemah dan
mempunyai perangsai yang jelek.
3. Kelemahan para penguasa
Penguasa
yang tidak cakap Setelah sultan Sulaiman II al-Qanuni. Kelemahan ini lebih
disebabkan masuknya sikap hedonisme di kalangan istana, seperti suka
bermewah-mewahan, minum-minuman kras, dan wanita penghibur, hal ini menimbulkan
perselisihan dilingkungan istana.
4. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama
dikalangan pejabat yang sedang
memperebutkan kekuasaan (jabatan).
5. Pemberontakan-Pemberotakan Tentara Jenissari
Pemberontakan
Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M,
1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi
menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh
keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya
pemberontakan-pemberontakan.
6. Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara terus
menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun sangat
besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot
7. Kurang berkembangnya ilmu pengetahuan
Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan
sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan usmani kurang
berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan
pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan kemajuan
ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup menghadapi
persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
NO
|
NAMA PENGUASA
|
AWAL MASA KEKUASAAN
|
1
|
Utsman bin Ortoghal
|
699 H/1299
|
2
|
Urkhan bin Utsman
|
726 H/1325 M
|
3
|
Murad bin Aurkhan
|
761 H/1359 M
|
4
|
Bayazid bin Murad
|
791-805H/1389-1402M
|
5
|
Muhammad I bin Bayazid
|
816 H/1413 M
|
6
|
Murad II bin Bayazid
|
824 H/1421 M
|
7
|
Muhammad II (al-Fatih)
|
855 H/1451 M
|
8
|
Bayazid bin Muhammad
|
886 H/1481 M
|
9
|
Salim I bin Bayazid
|
918 H/1512 M
|
10
|
Sulaiman (al-Qonuni) bin Salim
|
926 H/1519 M
|
11
|
Salim II bin Sulaiman
|
974 H/1566 M
|
12
|
Murad III bin Salim
|
982 H/1574 M
|
13
|
Muhammad III bin Murad
|
1003H/1594 M
|
14
|
Ahmad I bin Muhammad
|
1012 H/1603 M
|
15
|
Musthafa bin Muhammad
|
1026 H/1617 M
|
16
|
Utsman II bin Ahmad
|
1027 H/1617 M
|
17
|
Mustafa I (kali kedua)
|
1031 H/1621 M
|
18
|
Murad IV bin Ahmad
|
1032 H/1622 M
|
19
|
Ibrahim I bin Ahmad
|
1049 H/1639 M
|
20
|
Muhammad IV bin Ibrahim
|
1058 H/1648 M
|
21
|
Sulaiman II bin Ibrahim
|
1099 H/1687 M
|
22
|
Ahmad II bin Ibrahim
|
1102 H/1690M
|
23
|
Mustafa II bin Muhammad
|
1106 H/1694 M
|
24
|
Ahmad II bin Muhammad
|
1115 H/1703 M
|
25
|
Mahmud I bin Mustafa
|
1143 H/1730 M
|
26
|
Utsman III bin Mustafa
|
1168 H/1754 M
|
27
|
Mustafa III bin Ahmad
|
1171 H/1757 M
|
28
|
Hamid I bin Ahmad
|
1187 H/1173 M
|
29
|
Salim III bin Mustafa
|
1203 H/1788 M
|
30
|
Mustafa IV bin Abd. Hamid
|
1222 H/1807M
|
31
|
Mahmud II bin Abd. Hamid
|
1223 H/1807 M
|
32
|
Abd. Majid I bin Mahmud
|
1557 H/1839 M
|
33
|
Abdul Aziz bin Muhammad
|
1277 H/1860 M
|
34
|
Murad V bin Abd. Majid
|
1293 H/1876 M
|
35
|
Abd. Hamid II bin Abd. Majid
|
1293 H/1877 M
|
36
|
Muhammad Rasyad bin Abd. Majid
|
1328 H/1910 M
|
37
|
Muhammad Wahiduddin bin Abd. Majid
|
1336 H/1918 M
|
38
|
Abd. Majid bin abd. Aziz
|
1340-342
H/1921-1923 M
|
BAB III
KESIMPULAN
Kerajaan
Turki usmani di dirikan oleh bangsa pengembara Turki dari kabilah Orguz yang
mendiami daerah Asia tengah atau daerah utara Cina. Kemenangan dalam
setiap pertempuran banyak di raih Usman sehingga Sultan pun semakin
bersimpati dan banyak memberi hak istimewa pada Usman. Hingga pada
tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang dan mengakibatkan
Sultan Alauddin II terbunuh dengan tampa meninggalkan putra sebagai
pewaris tahta, Sebab itu Usman pun memproklamirkan
kemerdekaan sebagai Padisyah Al Usman dalam kesultanan
Usmani.
Melalui
pujangga-pujangga turki Utsmani ini maka perluasan wilayahpun sangat pesat dari
semenanjung Balkan daulah Usmaniyah melebarkan sayapnya kesebelah Timur
sehingga dalam waktu singkat seluruh Persia dan Irak yang dikuasai daulah
Safawiyah yang beraliran Syi’ah dapat direbut dan juga kedaerah-daerah lain.
Kemunduran kerajaan Turki Utsmani
ini berawal Sultan Salim II (1566-1573 M) yang mana sejarah mencatat sebagai
titik awal masa kemunduran Kerajaan Turki Usmani setelah Berkuasa lebih
dari 2 setengah abad. Pada masa
pemerintahan Salim II, Terjadi pertempuran dengan Armada Laut Kristen
yang di Pimpin oleh Don Juan dari Spanyol di Selat Liponto Yunani. Turki Usmani
Kalah yang mengakibatkan Tunisia dapat di rebut Musuh.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul M. Karim. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam.
Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007.
Hasan Abu’l Ali al-Nadwi. Islam Membangun Peradaban
Dunia. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1988.
K. Philip Hitti. History Of The Arabs. Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta, 2008.
Nurhakim Moh. Sejarah Dan Peradaban Islam. Malang:
UMM Press, 2004.
[3] Ahmad
Syafii Maarif, Sejarah pemikiran dan
peradapan Islam,(Yogyakarta:PUSTAKA BOOK PUBLISHER,2007), 310.
[4] Ahmad
Syafii Maarif, Sejarah pemikiran dan
peradapan Islam,(Yogyakarta:PUSTAKA BOOK PUBLISHER,2007),311
[5] Ahmad
Syafii Maarif, Sejarah pemikiran dan
peradapan Islam,(Yogyakarta:PUSTAKA BOOK PUBLISHER,2007),314
[8]
file:///H:/peradaban-islam-pada-masa-kerajaan.html
[9] Moh.Nurhakim,Sejarah dan Peradapan Islam,(Malang:UMM
Press,2004),135
[11] file:///H:/peradaban-islam-pada-masa-kerajaan.html
Assalamu'alaikum. lengkap sekali. trima kasih :)
BalasHapussangat bermanfaat...syukron Jazakallah
BalasHapusSangat membantu sekalian, benadryl" bermanfaat... Terimakasih
BalasHapusThe Most Successful Sites for Crypto, Casino & Poker - Goyang
BalasHapusGoyang 바카라사이트 Casino & https://octcasino.com/ Poker is one of the 1xbet app most famous https://jancasino.com/review/merit-casino/ and well known crypto gambling sites, founded goyangfc in 2012. They are popular because of their great